Restorasi Gigi Anterior

shape image

Restorasi Gigi Anterior

 

  • Pilihan restorasi untuk karies klas IV :

    • Resin komposit

      kuat

    • Glass Inomer Cement

      tidak kuat

    • Mahkota logam-keramik

      harapannya bisa restorasi langsung, tidak bisa minimal intervention → pulpa terekspos

      orang muda: pulpa besar, gusi menyingkap keatas nanti agak mengkerut dan keliatan

  • Restorasi

    • Retensi :
      • Bevel

        pinggiran enamel dilandaikan 5-10 derajat

        • Sharp

          restorasi direct

        • Long

          indirect

        https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/8d9964d8-25e7-4e5a-8c59-8f348a153703/Untitled.png

      • Etsa asam 🡪 stabilitas lebih tinggi dari pin

      • Pin 🡪 banyak ditinggalkan setelah ada etsa asam

            • retensi mekanis
            • pin emas sekalipun akan diskolorasi pd komposit resiko tinggi tembus ke pulpa
            • resiko tinggi tembus pulpa klo tidak tau anatomis
      • Teknik

        Bonding hidrolisis dan mengkerut ok polimerisasi mengatasinya

        • SANDWICH

          dgn GIC 🡪 GIC retentif thd dentin dpt dibuat retentif dgn etsa asam

          • Kenapa lebih kuat?

            GIC- dentin dg perlekatan kimia

            GIC- etsa-bolong→ mikroporositas→ bonding- komposit

  • Desain Preparasi Kavitas :

    • konvensional

      butt joint (sudut 90’), undercut pada dentin

      undercut→ mekanis→ untuk amalgam

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/ff8ae075-2a38-41fd-83a3-9770d5824325/Untitled.png

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/f83a9ded-384e-4b6b-afaf-bc529c82f865/Untitled.png

    • konvensional dengan bevel

      butt joint + bevel 🡪 membuka enamel rods, sehingga permukaan enamel yg dietsa lebih luas

      untuk komposit

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/3fbd9d0c-24fa-46ff-b044-1917fab92a5f/Untitled.png

    • modifikasi

      hanya membuang jaringan yg rusak, bentuk & kedalaman tidak spesifik

      kimia→ untuk GIC

  • Kegunaan Bevel :

    • Agar ujung emanel rods terbuka sehingga lebih efektif untuk dietsa. Daerah permukaan enamel yg dietsa lebih luas dan terbentuk resin tag sehingga ikatan enamel dan resin bertambah kuat.
    • Meningkatkan retensi dari restorasi → mengurangi kebocoran marginal dan diskolorasi marginal (kebocoran tepi→ karies sekunder).
    • Agar hubungan antara restorasi dan struktur gigi dapat berbaur sehingga estetik menjadi lebih baik.

RESTORASI KOMPOSIT

  • Indikasi :

    1. lesi interproksimal (klas III) pada gigi anterior
    2. lesi pada permukaan fasial gigi anterior (klas v)
    3. lesi pada permukaan fasial gigi premolar
    4. hilangnya sudut incisal gigi
    5. fraktur gigi anterior
    6. membentuk kembali gigi untuk mendukung restorasi tuang
    7. lesi oklusal dan interproksimal gigi posterior (klas I dan II) dgn keterbatasan
  • Kontraindikasi :

    • Lesi distal dari kaninus

      caninus: pergantian anterior dan posterior

    • Tambalan rutin utk posterior

    • Pasien dgn insidens karies tinggi serta OH buruk

  • Sifat Resin Komposit

    • retensi mikromekanis
    • bevel kavitas 45 derajat pada email tepi luar kavitas 1-2 mm → memperluas permukaan email → meningkatkan retensi
    • compressive strength dan tensile strength> GOC (koefisien muai 3z struktur gigi)
    • Warna dapat disesuaikan dengan gigi
    • Polimerisasi shrinkage
  • BONDING SYSTEM

    bonding: Matriks resin BIS-GMA tanpa/sedikit pasi (filler)

    primer: HEMA (dyroxyethyl methacrylate)

    Diaktifkan secara kimia atau sinar

    • menyatukan RK yg hidrofobik dengan dentin yang hidrofilik
    • Tujuan pemberian bonding :
      • Meningkatkan perlekatan bahan restorasi resin
      • Mengurangi kebocoran
  • ETSA ASAM

    Demineralisasi email antara permukaan restorasi

    Asam fosfat 37-50%, cairan atau gel

    • dentin→ X Etsa → tubuli dentin organik saraf→ linu lebih
    • email→ menyebabkan mikrosporus pada email
    • dentin→ terbukanya dentin email

    shg bonding dpt berikatan dengan gigi

    • Fungsi :
      • Melarutkan struktur inorganik enamel dan secara mikroskopis terlihat permukaan berlubang-lubang (mikroporositas)
      • Prosedur etsa akan menimbulkan hilangnya tegangan permukaan pd enamel sehingga resin dapat membasahi permukaan dengan baik
      • Membersihkan permukaan enamel sehingga resin mudah masuk ke dalam mikroporositas sehingga membentuk tonjolan-tonjolan (resin tag)
  • Sistem adhesi :

    • Bonding to enamel
      • Adesi semen polyakenoate
      • Perlekatan polimer melalui teknik etsa pada enamel (micro mehanical interlocking)
    • Bonding to dentin
      • Adesi semen polyalkenoate
      • Perlekatan polimer melalui chemical coupling agent
  • Perkembangan bonding :

    • Total Etch

      • tdd etsa = mengangkat semilayer, bonding= masuk ke porositas
      • ngeringin jangan sampe kering bgt→ ntar kering trus mati dentinnya
      • lebih bersih : krn dirinse dulu kah inikah

      Generasi I

      Generasi II

      Generasi III

      • Generasi IV

        total etch system (scotchbond multipurpose): Dentin etching = removed all of smear layer; Hydrophyllic primer infiltrates & wets collagen; Bonding resin applied after primer, forming hybrid layer

      • Generasi V

        total etch system (excite): Combined primer & adhesive in one bottle; Uses separate acid etch (phosphoric acid)

    • SELF ETCH→ hemat waktu,

      • enamel dan dentin jadi satu

      • sensitivitas lebih tinggi

      • Generasi VI

        self etch (adhese & clearfil se protect): Combined etchant & primer in one bottle; Bonding resin in a separate bottle

      • Generasi VII

        self etch (clearfil s'bond): Etch, prime, and bond in one bottlemoderate dentin bond, weak enamel bond, no rinse

    • Generation

      1st gen - 1970's etching with phosphoric acid on enamel

      2nd gen - 1980's both enamel and dentin bonding agents

      3rd gen - 1980's can now etch dentin but it would be overdried

      4th and 5th gen - 1990's total etch

      6th gen - 1990's self-etching

      7th gen - 2000's all in 1 bottle

      8th gen - not on market, universal bonding

  • PEMILIHAN WARNA

    → muda: kuning, permanen muda: putih, permanen tua: kuning pemakaian (kena rangsangan mekanis→ dentin (kuning)

    • Estetis memegang peranan yang sangat penting terutama bahan tambal untuk gigi depan
    • Untuk mendapatkan warna yang sesuai baik bahan tambal maupun gigi tiruan harus diberi pigmen
    • Bahan-bahan estetis harus mempunyai warna yang permanen, tidak menunjukkan perubahan warna karena faktor kimia penyusun bahan
    • Untuk mendapat estetis yang baik, bahan hendaknya bersifat Translucent
  • DIMENSI WARNA

    • Hue (corak)

      nama warna dominan dari suatu objek.

      eg: Merah, kuning, jingga, hijau, biru, nila dan ungu. Dengan panjang gelombang 380-760 nm.

    • Chroma (kroma)

      ukuran intensitas (kekuatan / saturasi) hue / corak.

      Makin tinggi kroma, warna semakin tajam

    • Value (nilai)

      ukuran terang atau gelapnya suatu warna.

      value tinggi 🡪 terang

      value rendah 🡪 gelap

  • PADU WARNA UNTUK MENGGAMBARKAN 3 DIMENSI WARNA

    https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/5670bc85-8c92-48cf-a5f8-d99f838ada3d/Untitled.png

    • Corak (HUE) berubah dalam arah berputar
    • Kroma (CHROMA) meningkat dari bagian tengah keluar
    • Nilai (VALUE) meningkat dari hitam pada bagian tengah bawah sampai putih pada bagian tengah atas
  • PENCOCOKAN WARNA DI KEDOKTERAN GIGI

    https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/c2dd99eb-03b6-4592-b548-500e02d4cb8a/Untitled.png

    • Menggunakan PETUNJUK WARNA (SHADE GUIDE)

    • Diurut dari nilai terang menuju gelap (dari kiri ke kanan), nilai tinggi menuju rendah

    • Teknik ini didasarkan pada persepsi bahwa pencocokan warna gigi akan menjadi lebih mudah bila pengaturan contoh warna dilakukan berdasarkan nilai.

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/55f82921-773e-452e-871f-17d5171080ce/Untitled.png

    HUE (CORAK)

    A : orange

    B : yellow

    C : yellow grey

    D : brown grey

    CHROMA (KROMA)

    VALUE (NILAI)

    A1-A4 : Reddish-Brownish

    B1-B4 : Reddish-Yellowish

    C1-C4 : Greyish shades

    D2-D4 : Reddish-Grey

    • Pasien lebih menyukai nilai yang lebih tinggi dari nilai asli
  • Cara menentukan warna pada penderita :

    • Dudukkan pasien pada posisi tegak
    • Gigi dibersihkan dengan pumice + air→ menghilangkan debris dan karies
    • Cocokkan warna dengan shade guide basah→ karena ada saliva lebih memantulkan warna
    • Jangan gunakan sinar langsung dari lampu dental unit→ dulu kuning, skrg putih terang (tidak alami)
    • Max 5 detik 🡪 menghindari sensitifitas hue (jangan diulang2, gacocok dibongkar, lipstik baju jreng ditutupi biar gaganggu)
    • Tentukan Hue (corak / warna dominan)
    • Chroma (kroma / saturasi) kemudian value (nilai)
    • Evaluasi
    • Bandingkan shade guide dengan gigi basah dan kering
  • Petunjuk Warna (Shade Guide)

    • Petunjuk bagi teknisi laboratorium untuk memilih warna veneer keramik, inlay, atau mahkota tiruan sesuai gigi aslinya
    • kesulitan pencocokana tau terjadi jika teknisi laboratorium tidak melihat langsung gigi pasien (untuk kasus restorasi/gigi rusak, berlubang atau tidak tidak sempurna)
    • Ketebalan contoh warna bisa berbeda dengan ketebalan bahan restorasi yang akan dibuat menyebabkan hasil bahan restorasi beda conoth

Post a Comment

© Copyright 2019 DENTSIVE: materi dan soal kedokteran gigi

Form WhatsApp

This order requires the WhatsApp application.

Order now